30 Agustus 2024

Malam itu adalah malam Jum'at. Di mana masyarakat pada umumnya menganggap bahwa malam Jum'at adalah malam hantu akan berkeliaran. Tidak sedikit cerita yang berkeliaran di telinga wanita itu. 

Dengan jari yang masih sibuk menari di atas papan ketik dan mata fokus pada layar monitor. Wanita itu masih mengerjakan laporan bulanan yang harus dia selesaikan malam itu juga.

Mengingat hari Senin nanti dia harus presentasi di depan atasannya. Dia tidak mau lagi merusak hari liburnya untuk kesekian kalinya. Hari libur baginya adalah hari dimana dia habiskan hanya untuk suami dan anaknya.

Kebetulan malam itu gerimis.

Tidak biasanya kantor sesepi ini. Di akhir bulan seperti ini pasti banyak karyawan lain seperti dirinya yang siap lembur sampai pagi nanti. Tapi, waktu baru saja menunjukkan pukul 10 malam, kantornya sudah sepi. Biasanya jam segini maish banyak temannya yang berlalu lalang.

"Tumben sekali mereka gak lembur," gumamnya. Diteguknya teh yang sudah mulai mendingin. di teguk ketiganya dia mendengar suara keran air dari dalam toilet. 

"Azisya! Gak usah mainan keran air!" teriak Maya dari mejanya. Dia tahu betul kelakuan temannya kerjanya itu. Selalu saja gadis itu menggodanya. 

Sesaat kemudian keran air itu mati. Mulut Maya tak berhenti bergumam mengungkapkan kekesalannya. Azisya terkenal gadis paling jahil sekantornya. 

Keran air hidup kembali diiringi dengan suara nyanyian sinden jawa. Suara itu hanya bertahan sekitar sepuluh detik dan kemudian hilang. Maya memberanikan diri menghampiri toilet dan ditemukannya toilet dalam keadaan kering. 

Maya terperanjak kaget. Pasalnya, kini Dennis--suaminya, sudah berdiri di hadapannya dengan wajah datar. Wanita itu baru mengirimkan pesan beberapa menit yang lalu sebelum insiden keran air. 

"Tumben gak telat jemputnya, Mas," ucapnya. Dennis hanya tersenyum simpul. Setelah Maya membereskan meja kerjanya, kemudian dia menggandeng tangan laki-lakinya.

Dalam perjalanan menuju rumah, suaminya tak seperti biasanya. Dalam kemudinya, dia hanya terdiam. Dennis bukan tipe pendiam seingat Maya. Laki-lakinya pasti punya topik pembicaraan, entah itu sekedar cerita anak pinak kucing tetangga.

Maya sempat menanyakan pada suaminya, apa yang terjadi, namun hanya gelengan kepala yang dia dapat. Jalanan pulang ke rumah pun sunyi, seperti bukan jalan yang biasa.
"Mas, kok lewat sini? Bukannya malah jauh, ya?"

Lagi-lagi Dennis hanya tersenyum. Maya menyentuh tangan suaminya--dingin. Perasaannya mulai tak karuan. Jalanan yang mereka lalui adalah jalan yang jarang sekali orang akan lalui. Mitosnya, di sana ada seorang perempuan yang dulunya pernah menabrakkan diri ke truk hingga tubuhnya terbelah menjadi dua.

Maya kembali fokus ke depan. Jarak 50 meter, dia melihat ada seorang gadis yang berdiri di pinggir jalan. Saat mobil mereka melaju mendekati gadis itu, Maya terkejut bukan main. 

Kepala gadis itu hampir terputus dari tempatnya. Wajah sumringah penuh darah tersenyum padanya. Lebih kagetnya suaminya menyapanya. 

Sesampainya di rumah, Maya langsung masuk ke rumah meninggalkan suaminya di pelataran rumah. Mulutnya tak henti berkomat-kamit menyebut nama Tuhan. Saat memasuki kamar hatinya mencelos.
Tas jinjing yang tadinya berada di lengannya kini berpindah ke lantai menimbulkan suara debaman cukup keras. Suaminya terbangun dari tidurnya. 

"Kamu kok gak telepon Mas dulu? Pulang sama siapa?" tanya Dennis panik melihat wajah istrinya yang kini pucat.

"Kalau Mas di sini, lalu aku diantar siapa?"
---ooo---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sinopsis Open BO, Wulan Guritno Jadi Wanita Panggilan!

. Open BO adalah serial terbaru Indonesia yang tayang di Vidio,  Serial ini disutradarai oleh Reka Wijaya. Open BO berkisah tentang Ambar (W...