02 September 2024

Hujan Berdarah


Awan hitam yang menutupi cahaya matahari, namun di terangi oleh cahaya petir yang menyambar, terlihat rintik hujan dimana-mana.

mereka berlindung di dalam rumah mereka masing-masing.

gadis berambut pirang memiliki mata biru yang indah sedang ter duduk di depan kastil tua, di temani oleh bisik hujan yang lebat, dia berkata

"Hujan yang dingin, jika dinikmati bersama keluarga itu akan terasa hangat" . "pernah kurasakan, namun tidak akan pernah kurasakan lagi" lirih nya

Di sisi lain

Cairan merah pekat membasuhi tubuh seorang gadis berusia 15 tahun. Itu berasal dari cipratan sang ayah tertabrak oleh truk yang melaju cepat tepat di depan nya, pupil mata nya seketika mengecil, badan nya terdiam mematung, pikiran dan pandangan kosong menatap ke arah jasad ayah nya yang hancur berserakan di jalan.

Secara perlahan-lahan otak nya mulai mencerna apa yang baru saja terjadi, badan nya mulai bergetar, mata nya mulai mengucurkan air mata kekosongan.

"Ayah...?"

Gumam gadis itu

Cahaya kendaraan yang di sekelilingnya  menerangi penglihatan nya

dan terlihat jelas genangan darah di sekitar nya, kepala nya merasakan sakit, tubuh nya gemetar kedinginan, jantung nya berdetuk cepat, dan Ia terjatuh tak sadarkan diri.

Matahari menyinari setengah dari cahaya nya, lampu kota mulai meredup dan burung burung mulai bersiulan, di tambah udara pagi yang menyejukkan.

Dia berjalan di dalam lorong yang berbau bahan kimia, langkah nya berhenti di depan pintu yang berangka 13 yang tertulis "ruang inap" di atas nya, ia membuka pintu secara perlahan dan terlihat ada seorang pria berusia sekitar 40 tahun terbaring di alas tidur yang empuk.

Ia memanggil nya "ayah" sontak pria itu langsung menoleh ke arah pintu, dan tersenyum bagaikan melihat sosok putri kecil nya yang ia tunggu-tunggu.

"Selamat atas kelulusan mu, ayesha"

Ucap pria tersebut, sambil mengangkat tubuh nya agar terduduk.

"Trimakasih.. ayah"

Balas nya, sementara mata nya mulai bercucuran air mata yang tak tertahankan.

Sambil mengucurkan air mata ia melangkah ke arah sang ayah yang terlihat tak berdaya di atas kasur.

"Maaf, tubuh ku yang lemah ini tidak bisa datang ke acara berharga mu, namun ku harap kau tetap bersenang-senang menikmati perpisahan sekolah menengah pertama mu"

Lirih nya.

"Aku lebih senang saat berada di sisi mu. kumohon cepat lah sembuh, dan pergi hiburan bersama-sama"

Ucap aye, nada bicara nya yang terisak-isak membuat sang ayah ingin memeluk putri nya yang sedang menangis.

"Tentu, aku akan segera pulih. Kemari lah peluk ayah mu agar sembuh"

Ajak nya. Aye mulai melangkah cepat ke arah ayah nya, meraih tubuh nya yang lemah, sembari menangis seperti anak kecil.

Peluk kan ayah nya menenangkan hati yang khawatir, dia benar benar sosok ayah yang sempurna bagi aye.

Mereka menghabis kan waktu bersama di hari itu, makan bersama, menonton flim, bercanda dan tertawa, layak nya seperti keluarga pada umum nya. Aye berharap momen ini selalu terjadi di hidup nya.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sinopsis Open BO, Wulan Guritno Jadi Wanita Panggilan!

. Open BO adalah serial terbaru Indonesia yang tayang di Vidio,  Serial ini disutradarai oleh Reka Wijaya. Open BO berkisah tentang Ambar (W...